RANGKUMAN
Tahap-tahap Penelitian Bahasa
Ilmu bahasa berusaha mencari keteratuarn
atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya (Chaer,1994:11).
Untuk menemukan kaidah-kaidah itu, diperlukan penelitian yang sistematis.
Penelitian yang sistematis adalah penelitian yang dilaksanakan dengan melewati
tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan laporan hasil penelitian. Berikut
ini paparan ketiga tahap penelitian yang disajikan.
A.
Persiapan
Penelitian
Tahap persiapan penelitian adalah tahap ketika
peneliti mulai mempersiapkan diri untuk merencanakan penelitian. Pada tahap
ini, ada tiga langkah yang dapat dilakukan, yaitu menentukan topik penelitian,
melaksanakan studi kepustakaan, dan menyusun rancangan penelitian.
Topik penelitian dapat ditentukan lewat
pengalaman di lapangan atau studi kepustakaan. Yang dipertimbangkan dalam
penentuan topik penelitian adalah apakah topik penelitian layak untuk diteliti.
Pertanyaan yang perlu dijawab dalam penentuan topik adalah “sejauh manakah
topik penelitian itu sudah pernah diteliti sebelumnya” (Steinhauer,1990:49). Di
samping itu, dalam memilih dan menetapkan topik penelitian, dengan dilandasi
oleh pendapat (Semi,1993:33), perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut.
a. Apakah
topik penelitian yang ditemukan penting untuk diteliti?
b. Kalau
penting, apakah kepentingannya itu untuk peneliti sendiri, bagi masyarakat,
para penulis, atau pengembangan ilmu bahasa?
c. Kalau
penting bagi masyarakat dan pengembangan ilmu bahasa, apakah topik penelitian
itu dapat dan mungkin diteliti?
Studi kepustakaan bermafaat untuk
memantapkan tujuan penelitian. Dengan studi kepustakaan, penelitian akan
memperoleh gambaran yang memadai tentang kerangka acuan, ruang lingkup masalah
yang diteliti,dan gambaran hasil peneliti. Menurut Semi (1993:11), studi
kepustakaan dapat membantu dalam pengembangan teori penelitian, bahkan dapat
pula segaligus melakukan perumusan masalah atau menyempurnakan perumusan
masalah yang sudah dibuat sebelumnya.
Rancangan penelitian disusun setelah
topik penelitian ditentukan. Yang dimuat dalam rancangan penelitian meliputi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup, tinjauan
pustaka,landasan atau kerangka teori, hipotesis (kalau ada), cara penelitian,
dan jadwal penelitian. Rancangan penelitian itu disusun demi keterangan
penelitian yang akan dilaksanakan.
B.
Pelaksanaan
Penelitian
Ada dua tahap yang ditempuh dalam
pelaksasaan penelitiaan di bidang bahasa, yaitu penjaringan, atau penyediaan
(menurut istilah Sudaryanto, 1993:131-143), pengorokan data. Penjaringan data
digunakan dalam arti “pengumpulan, penyediaan, pengklasifikasikan, dan penataan
data secara sistematis”. Prinsip yang dipegang dalam data itulah objek
penelitian dapat dikenali.
Penjaringan data hanya dapat dilakukan
dengan baik apabila penelitian menghayati objek yang diteliti. Penghayataan
yang dimaksud bukan sekedar “hal mengetahui”, melainkan lebih dari itu,”hal
mengetahui plus”, yang secara teknis dapat disebut “pemahaman”, yang diperoleh
bukan hanya sekedar dengan pikiran yang bekerja (menangkap objeknya) secara
diskursif, berurutan setahap demi setahap, sebagaian demi sebagian, melainkan
juga dengan instuisi yang bekerja (menangkap objeknya) secara serta merta,
sekaligus, dan menyeluruh atau total (Sudaryanto, 1992:45-46)
Yang perlu diperhatikan dalam
penjaringan data adalah bukan banyak atau melimpahnya data, melainkan
kehandalan, kesahihan dan kelengkapandata yang terjaring. Data dinyatakan
handal jika mewakili corak bahasa yang menjadi objek penelitian dan diperoleh
dari sumber tertulis atau lisan yang terpercaya, sahih jikalau handal
berhubungan dengan masalah yang menjadi objek penelitian, data lengkap jika
melingkupi seluruh masalah yang dihadapi dalam objek penelitian
(Steinhauer,1990:51).
Penjaringan data berakhir apabila telah
tertranskripsi dan tertata secara sistematis (Sudaryanto,1992:58).transkrip
berkaitan dengan pencatatan data, sedangkan ketertataan secara secara
sistematis berhubungan dengan klasifikasi data. Transkrip itu dapat berupa
transkrip fonetis, transkrip fonemis, atau transkrip ortografis. Klasifikasi
data yang baik adalah klasifikasi yang gayut dengan masalah yang diteliti dan
dionarkan.
Data dapat dijaring dari sumber lisan
atau sumber tertulis. Pernyataan yang harus dijawab sehubungan dengan penjaringan
data itu, menurut Steinhauer (1990:49), adalah
a. Sejauh
mana data penelitian sebelumnya dapat disamakan dengan data yang diperlukan
untuk penelitian kita (apakah dari dialek atau ragam yang sama)?
b. Sejauh
mana data itu handal (ejaanya, teknik penjaringannya, jumlahnya) sehingga masih
dapat kita pakai untuk penelitian sendiri?
c. Sejauh
mana pengamatan tentang data itu masih dapat dianggap sahih, baik dari segi
cakupannya (menyeluruh atau sebagian) maupun dari segi implikasinya
(bertentangan atau tidak dengan penemu lain), dan teori melatar belakanginya
(masih berlaku pada dasarnya atau sudah tidak lagi) dan sejauh mana pengamatan
itu relevan untuk penelitian kita?
d. Sejauh
mana gejala yang mirip gejala yang kita pernah teliti sebelumnya dan sejauh mana
hasil penelitian itu bisa menimbulkan gagasan tentang arah penelitian?
Pemorokan atau analisis data dilakukan
setelah data yang terjaring diklasifikasikan dan ditata secara sistematis.
Menganalisis data berarti mengamati, membedah atau mengurai, dan memburaikan
atau memorahkan masalah yang terkandung dalam data itu (bdk. Subroto,1992:55).
Prinsip yang dipegang dalam pemorakan data itu adalah menyamakan hal-hal yang
sama dan membedakan hal-hal yang memang berbeda. Sementara itu, yang dijadikan
pedoman dalam menggunakan pengetahuan tentang bahasa lain untuk memorakkan
bahasa tertentu adalah “boleh dirangsang asal jangan dikekang”
(Steinhauer,1990:53).
Analisis data berakhir setelah semua
masalah yang dihadapi terporahkan atau teranalisis dengan hasil yang berupa
kaidah objek sasaran yang diteliti. Kaidah yang ditemukan itu, menurut
Sudaryanto (1993:7), menampakan tiga jenis aspeknya sebagai berikut:
a. Lingkup
jangkauan (damain, ranah) berlakunya kaidah (yang dibatasi atau dikendalaioleh
constraintnya).
b. Macam,
jenis atau tipe (ada beberapa macam).
c. Hubungan
pendasaran antar kaidah (mana dari sekian kaidah yang ditemukan itu merupakan
kaidah pokok atau kaidah dasar).
C.
Pelaporan
Hasil Penelitian
Suatu penelitian dinyatakan selasai
apabila hasil pemorakan atau penganalisisan data yang telah dikerjakan oleh
peneliti telah ditulis dan disajikan dalam laporan (yang dapat berbentuk
makalah, laporan penelitian, skipsi, teisis, atau disertasi). Dalam laporan
tertulis itulah deskripsi atau bahkan kaidah-kaidah yang telah dihasilkan dari
kerja analisis dipaparkan.
Hasil pemarokan data dapat dilaporkan
secara skematis, matematis, dan deskriptif. Prinsip yang dipegang dalam
menyusun laporan hasil penelitian itu adalah “mengedepankan” hal-hal yang
penting dan “mengemudiankan” hal-hal yang kurang penting.
SUMBER
Kesuma, Tri Mastoyo
Jati. 2007. “Pengantar Penelitian Bahasa”.
Yogyakarta : Carasvali Books.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar